Our story
Senja akan menggantung dilangit barat. Rintik hujan mulai membasahi tanah Pare-Kediri. Saat itulah kami rombongan santri PP. Nurul Islam tiba ditujuan utama yaitu kampung inggris. Maghrib sudah menjelang, tetapi raut mereka tak sedikitpun menujukan lelah. Dengan semangat Mr. Rahmatullah selaku pimpinan Lembaga INTERPEACE menyambut kami sambil memperkenalkan tempat kebanggaannya : INTERPEACE (International people center) course, yang artinya pusat kursus orang-orang Internasional. Ini merupakan salah satu kursus Bahasa inggris ternama di Pare-Kediri.
Disinilah cerita bermula. Dengan semangat, kami santri PP. Nurul Islam mulai memasuki asrama kami yaitu Queen Camp. Kedatangan kami disambut dengan senang hati oleh Ms. Zuma selaku wakil Lembaga INTERPEACE dan para tutor. Mereka memberikan pengarahan mengenai peraturan-peraturan camp kepada kami.
Bagaimana proses pembelajaran di INTERPEACE ?
“ Proses pembelajaran di INTERPEACE ini menyenangkan, kita lebih mudah menyerap pelajaran dengan enjoy dan tidak tertekan. Disini lebih banyak praktek langsung (speak out) mengenai materi yang telah diberikan”.
Kegiatan apa saja yang kalian ikuti ?
“ Banyak sekali kegiatan yang kami ikuti diantaranya : morning program, evening program,dan sholat berjamaah. Itu merupakan kegiatan di Queen camp. Kami wajib mengikutinya, jika kami tidak mengikutinya maka kami wajib membayar punishment sebesar Rp. 5.000 untuk perkegiatan. Adapun beberapa agenda di INTERPEACE yaitu Welcoming program, Public speaking, Dream meaping, Sunrise, Outbond, dan Farewell party”.
Mengapa kalian merasa enjoy ?
“ Kami merasa enjoy karena diakhir pelajaran selalu ada permainan yang digunakan untuk meriview pelajaran yang telah diberikan. Banyak metode pembelajaran yang digunakan, sehingga kita tidak merasa jenuh. Dan didukung oleh lingkungan yang natural (out door)”.
Apakah disana kalian langsung bisa berbahasa inggris ?
“ Kami disana tidak langsung bisa berbahasa inggris, kita butuh proses untuk beradaptasi. Sehari atau dua hari kami masih canggung dalam berbicara inggris, kemudian tiga hari dan seterusnya kami mulai menjadikan habit (kebiasaan) untuk berbahasa inggris, kapanpun dan dimanapun kami berada. Jika kami tidak berbahasa inggris walaupun hanya satu kata kami mendapatkan punishment (hukuman) yaitu membayar Rp.500 untuk perkata. Disamping itu kami diberikan kesempatan untuk bertanya jika kami tidak mengetahui vocabulary, dengan cara bertanya kepada tutor atau teman yang lebih tahu dengan berkata, “ HOW TO SAY …?” yang artinya “ bagaimana untuk mengucapkan … ?”.
Kapan agenda-agenda tersebut dilaksanakan ?
“ Selama dua minggu kami telah mengikuti beberapa agenda INTERPEACE yaitu Public speaking yang dilaksanakan setiap hari selasa dan rabu malam, Sunrise yang dilaksanakan setiap hari jum’at pagi, Dream meaping yang dilaksanakan Sabtu tanggal 13 Desember 2019 dipagi hari, Farewell party yang dilaksanakan dua hari sebelum kami kembali ke PP. Nurul Islam yaitu Jum’at tanggal 20 Desember 2019 dimalam hari, dan Outbond yang dilaksanakan Sabtu tanggal 21 Desember 2019.”
Apa pengalaman yang paling berkesan bagi kalian selama study in Pare-Kediri ?
“Pengalaman yang paling berkesan bagi kami yaitu pada saat terkena punishment (hukuman) yang membuat kami lebih semangat belajar. Dan punishment (hukuman) itu bermacam-macam diantaranya bernyanyi dikelas lain untuk melatih mental kami, memperkenal diri dikelas lain, dan diberi bedak bayi”.
Bagaimana proses pembelajaran di INTERPEACE ?
“ Proses pembelajaran di INTERPEACE ini menyenangkan, kita lebih mudah menyerap pelajaran dengan enjoy dan tidak tertekan. Disini lebih banyak praktek langsung (speak out) mengenai materi yang telah diberikan”.
Apa pesan Mr. Rahmatullah selaku pimpinan Lembaga INTERPEACE kepada kalian ?
“ Mr. Rahmatullah berpesan dan memberikan nasehat pada kami yang isinya, kami harus mempraktekan Bahasa inggris, kami harus berbagi ilmu dengan teman-teman kita, meskipun kita tak lama belajar di Pare-Kediri kita harus tetap belajar”.
Apa pesan dari Dr. Romo KH. Ahmad Siddiq, SE.MM kepada kalian ?
“ Beliau berpesan kepada kami agar belajar dengan sungguh-sungguh dan beliau menaruh harapan besar kepada kami agar sepulang dari kampung inggris kami lancar berbahasa inggris kemudian kami bisa menularkan kebiasaan Bahasa inggris kepada teman-teman kami. Dan diharapkan kami bisa membantu untuk menjalankan program berbahasa (bilingual) di PP. Nurul Islam Pungging Mojokerto.”
Nikhla
Tim Jurnalis
mts